JUDI ONLINE

HANYA KARTU66 AGEN JUDI ONLINE TERBAIK DAN TERAMAN 100 % TANPA BOT BONUS TURN OVER 0.5 % DI BAGIKAN SETIAP HARI SENIN & BONUS REFERRAL 20 % SEUMUR HIDUP

Saturday, November 17, 2018

Menghadapi Tren Urbanisasi Bertahan Hidup di Kota


Bandarapi.net , Menghadapi Tren Urbanisasi Bertahan Hidup di Kota -  Daya tarik kota menjadi penyebab timbulnya arus urbanisasi di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Di Indonesia, tren urbanisasi akan terus terjadi seiring dengan bertambahnya penduduk. Bandar66


Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, pada tahun 2025, 68 persen orang di Indonesia diprediksi akan tinggal di daerah perkotaan. Tingginya angka urbanisasi ini menurut Teguh Widodo dari BKKBN Provinsi Sumatra Barat kemungkinan karena pekerja muda ingin mencari pekerjaan dan penghidupan layak di kota.

Orang-orang yang berpindah dari desa ke kota ingin mengubah hidup menjadi lebih baik. Impian pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak dibanding di desa tempat tinggalnya.

 Tren Urbanisasi

"Mereka punya mimpi ke kota. Motivasi mereka ya harus sukses di kota. Bekerja pada sektor formal. Meskipun mereka misalnya tidak sukses di sektor formal, mereka tetap bertahan. Yang penting mereka bisa juga bekerja pada sektor informal," papar Teguh saat mempresentasikan jurnal berjudul "Re-Understanding Urbanization and its Implication toward Population Policy in Reducing Urban Poverty" di Konferensi Internasional Dua Tahunan Asia Tenggara mengenai Kependudukan dan Kesehatan 2018 di Shinghasari Resort, Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada Kamis, 8 November 2018.

Kota yang dinilai lebih bergengsi dan modern menjadikan arus urbanisasi meningkat dan orang tetap bertahan tinggal di kota.
"Yang pasti mereka mimpi pergi ke kota untuk melakukan apa saja. Sebenarnya, makna dari urbanisasi ingin mengubah orang menjadi sukses dan terlepas dari kemiskinan," lanjut Teguh.

Ingin punya properti

Motivasi orang untuk bertahan di kota adalah properti (lahan, bangunan, rumah). Ketika sukses, mereka akan membeli tanah dan segala properti di kota. Kendala yang terjadi biasanya harga tanah di pusat kota terbilang mahal. 

"Jika tanah ternyata sangat mahal di kota, mereka akan membeli tanah dan pindah ke daerah peri-peri atau suburban seperti Bekasi,” Teguh menambahkan.
Di sisi lain, dampak adanya urbanisasi juga terlihat dari fenomena kemiskinan di kota. Tak semua orang yang melakukan urbanisasi sukses mendapatkan pekerjaan formal. Mereka kemudian beralih pada sektor informal. Bandar66

"Meski bekerja di sektor informal. Mereka nekat bertahan (di kota)," ujar Teguh.  
Urbanisasi pada dasarnya punya dua makna. Pertama, perpindahan  penduduk dari desa ke kota. Kedua, mengubah pedesaan menjadi daerah perkotaan.

Dari jurnal Tren Urbanisasi di Indonesia yang ditulis Felecia P Adam dari Universitas Pattimura, tren perkembangan penduduk daerah perkotaan di Indonesia menurut provinsi telah diproyeksikan Badan Pusat Statistik yang diasumikan dari tiga faktor, yaitu faktor pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa pedesaan menjadi desa perkotaan, tetapi berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan (Urban Rural Growth Difference/URGD).

Jurnal yang dipublikasikan di ReasearchGate pada 2010 mencatat, tingkat urbanisasi menurut provinsi dari tahun 2000 hingga 2025 mengalami peningkatan. Sesuai perhitungan BPS, tingkat urbanisasi mencapai 68 persen pada tahun 2025 pada beberapa provinsi, terutama di Jawa dan Bali.

No comments:

Post a Comment