JUDI ONLINE

HANYA KARTU66 AGEN JUDI ONLINE TERBAIK DAN TERAMAN 100 % TANPA BOT BONUS TURN OVER 0.5 % DI BAGIKAN SETIAP HARI SENIN & BONUS REFERRAL 20 % SEUMUR HIDUP

Thursday, September 20, 2018

Jack Ma: Tensi Dagang AS-China Bisa Sampai Dua Dekade

KARTU66 - Bos Alibaba Jack Ma mengatakan jika perang dagang antara Amerika Serika (AS) dan China bisa berlangsung hingga dua dekade dan membuat kacau pihak-pihak yang terlibat.
Jack Ma menyampaikan hal ini beberapa jam setelah Washington mengumumkan kenaikan tarif barang impor China sebesar USD 200 milar. Kebijakan tersebut kemudian membuat Beijing mengancam akan melakukan serangan balasan.

Dilansir dari Reuters, Kamis (20/9/2018), Ma mengatakan tensi dagang ini kemungkinan akan berdampak pada perusahaan China dan asing secara cepat dan berdampak buruk.
Dia memprediksi, pebisnis China akan memindahkan produksi mereka ke luar negeri dalam jangka menengah untuk mengakali tarif impor tersebut. judi online

“Anda mungkin menang tempur, tapi Anda kalah perang,” ungkap Ma.

Regulasi Perdagangan


Pada kesempatan yang sama, Jack Ma juga mengkritik aturan dagang negaranya. Dia mendesak agar para pemimpin negaranya melihat kebijakan tarif yang ditetapkan Trump sebagai kesempatan untuk memperbaharui regulasi
.
“Bahkan jika Donald Trump pensiun, presiden baru akan datang, dan ini akan tetap berlanjut. Kita memerlukan aturan dagang baru, kita perlu meng-upgrade WTO,” katanya, mengacu pada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization).
Hal ini ia sampaikan pada yang ia sebut sebagai pidato terakhirnya kepada para pemegang saham sebagai pemimpin perusahaan raksasa asal China.

Pengaruhi Bisnis Alibaba


Walaupun dirinya mengelak spekulasi bahwa perang dagang yang tengah berlangsung berperan dalam pengunduran dirinya, Jack Ma mengakui perang tarif tersebut memengaruhi bisnis yang dia dirikan.

Saham Alibaba merosot sebesar 3,5 persen Senin (17/09/2018) kemarin. Namun, Jack Ma meyakinkan kepada investornya bahwa perusahaan berada di tangan yang benar di bawah kepemimpinan CEO baru Daniel Zhang.

No comments:

Post a Comment