Dominasi Partai Golkar berangsur surut.
Jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA tentang
elektabilitas partai politik di 10 provinsi besar menunjukkan Golkar
hanya dominan di Sulawesi Selatan.
Berdasar
survei LSI pada 4-10 Oktober 2018, PDIP dominan di lima dari 10
provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta
dan Jawa Tengah. Sedangkan dominasi PDIP di Jawa Barat pada Pemilu 2014
dipatahkan oleh Gerindra.
Partai
pimpinan Prabowo itu dominan di Jabar, Riau dan Banten. Sedangkan PKB
menjadi jawara di Jawa Timur, adapun Golkar di Sulsel.
Peneliti Senior LSI Adjie Alfaraby mengungkapkan, Golkar yang biasanya menjadi jawara ataupun runner up
di pemilu legislatif, berdasar survei itu justru berada di posisi
ketiga setelah PDIP dan Gerindra. "Untuk pertama kalinya partai Golkar
tidak masuk dua besar dalam sejarah pemilu di Indonesia," ujarnya dalam
paparan hasil survei LSI Denny JA di Jakarta, Jumat (2/11).
Merujuk
survei itu, Golkar masih dominan di Sulawesi Selatan dengan
elektabilitas 23,5 persen. Angka itu meningkat dibandingkan perolehan
suara Golkar pada Pemilu 2014 sebesar 20,1 persen.
Sedangkan
posisi kedua di Sulsel menjadi milik Gerindra dengan 16,3 persen.
Selanjutnya di posisi ketiga ada PDIP dengan 7,3 persen.
Berdasar
survei LSI, perubahan yang dialami Golkar tak terlepas dari imbas kasus
Setya Novanto. Korupsi e-KTP yang membelit mantan ketua umum Golkar itu
telah menggerus elektabilitas partai yang selalu menjadi jawara di
pemilu-pemilu Orde Baru tersebut.
“Golkar
terkena ‘Efek Bakpao’. Kasus Setya Npvanto yang puncaknya menabrak
tiang listrik dan diklaim benjol sebesar bakpao. Kasus itu itu cukup
menurunkan wibawa Golkar,” ulasnya.
LSI menggunakan metode multistage random
sampling untuk melakukan survei di 10 provinsi itu. Responden per
provinsi adalah 600 orang.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error dalam survei itu kurang lebih 4,1 persen
No comments:
Post a Comment